Friday, January 23, 2009

Lidah Sang Pendusta

Katamu,
setelah merdeka telah termaktub di perlembagaan
bahasa ibundaku yang satu itu
berdiri gagah penuh daya
menggerak sebuah negara bangsa
menuju keabadian cita disanjung,
dimuliakan selayaknya mengemudi sebuah negara.

Hari ini, bahasa Melayu itu
tidak ubah nasibnya bagai tikar mengkuang bonda
telah hilang serinya, r
obek di tangan sendiri dipijak,
dihenyak sesuka hati lidah yang tidak punya jati diri.
Engkau telah berdusta tidak mempertahankan kemuliaannya
tidak peduli amanat bangsa
membiarkan bahasamu dibunuh oleh lidahmu sendiri,
tanpa sedikit rasa berdosa mengkhianati demi globalisasi dan cita-citamu sendiri.

KAMAL SUJAK
Cyberjaya, Selangor

CINTAKU PADAMU BAHASA MELAYUKU

Kumenyusuri denai bahasaku
yang berliku menghalang penjajahan minda
petualang mencari mantera
mengisi ruang akal kudengan kalimat penuh semangat
'tak akan Melayu hilang di dunia'kutanam semangatnya
buar teguh di jiwa.
Kutebas lalang di lorong bahasaku
mencari makna frasa demi frasa
untuk mendidikku cara lenggok berbudi juga
mengajarku tentang citra kesusilaan
agar langkahku teratur gagah ke hadapan
penuh dengan diplomasi sopan Melayu.
Bahasaku itu indah rupanya
namun, kadangkala tajamnya ibarat
pedang menghiris dan membunuh perasaan
jika ujaran di luar kehalusan budi bahasa
jika tindakan di luar adab santun Melayu
pasti bahasa membunuh jati diri bangsa.
Justeru, saat indah bahasaku kian luntur
cintaku kepadamu Bahasa Melayuku
tak akan terhakis oleh rempuhan globalisasi
kerana aku adalah wasilahmu
lambang kekuatan warisan zaman.

ZABRI ZAINOL ABIDIN
Anjung Sena, SK Kulim Hi-Tech


MIMPI MUNSYI

Benarkah bahasa berjiwa bangsa
bicara kasih yang santun menyapa
dalam kamus berkata menyusur peta
tinggi menggapai gemawan budaya
wangi semerbak nawastu harumnya
suara batin dari belantara segumpal rasa
suara purba yang membongkar sejarah
keagungan wangsa yang tekun berbahasa.
Pelita bahasa menyalakan obor pesona
dewan menjadi benderang; astaka menjadi tenang
berhujah berbahas bahasa yang menang
bercinta berkasih bahasa yang dijulangke daksina
dari ruang paksina
bahasa pusaka menawan maya
timur ke barat; bahasa semakin daulat.
Usahlah menjadi ragu atau keliru
para munsyi asyik mencandat mimpi
mimpi yang saling berteka-teki
sekejap agung sebentar tersandung
segunung sedar selaut tersasar
jika benar bahasa berjiwa bangsa
kucuplah azimat tambatlah wasilah
biarkan bahasa bersemarak menjadi api
dalam kantung mimpi para munsyi!

AZHAR SALLEH
PPJ Johor Bahru

No comments: